Pada Tahun 2021, Pusat Studi ASEAN Universitas Riau memiliki dua agenda program kerja yaitu penelitian dan diskusi webinar.

Program Kerja Penelitian

Program kerja agenda penelitian difokuskan pada isu Tata Kelola Program Revitalisasi Ekonomi yang dilakukan oleh Badan Restorasi Gambut Propinsi Riau Dalam Mendukung Pencapaian Target Peta Jalan Haze-Free ASEAN 2020. Penelitian ini menekankan pada Program RE selama periode 2016-2020. Penelitian ini menarik minat para peneliti yang bergabung di Pusat Studi ASEAN karena Program RE pada awal pembentukannya memang ditujukan untuk mitigasi kebakaran hutan dan lahan yang menjadi persoalan serius di Propinsi Riau sekaligus memberi kontribusi ekonomi bagi masyarakat yang wilayahnya terdampak kebakaran hutan dan lahan (atau biasa disebut dengan Karhutla). Bagi Pusat Studi ASEAN, Isu ini sangat menarik  untuk diteliti karena selain selaras dengan Center of Excellence (CoE) Universitas Riau yang memprioritaskan pada kajian Wetland, Manajeman dan  Mitigasi Bencana, juga menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia  Dalam Pencapaian Target Peta Jalan Haze- Free ASEAN 2020.

Penelitian ini dilakukan dengan observasi ke lapangan untuk mendapatkan informasi yang komprehensif dari pihak-pihak yang memang bersentuhan langsung dengan Program Revitalisasi Ekonomi dari Badan Restorasi Gambut Propinsi Riau. Selain observasi lapangan, karena  pandemi yang masih berlangsung, maka tim juga melakukan koordinasi dan wawancara dengan beberapa pihak melalui pertemuan daring.

Program Revitalisasi Ekonomi (RE) Badan Restorasi Gambut sendiri melibatkan kelompok masyarakat (pokmas) untuk menjadi seperti pengawas lapangan di wilayah-wilayah penerima program RE BRG. Program RE sendiri sangat beragam, mulai dari memberdayakan masyarakat untuk peternakan lele, peternakan ayam, sapi, kambing, tambak udang, budidaya nenas, pembukaan kebun semangka, madu dan lain-lain. Titik penekanan penelitian Pusat Studi ASEAN ini terletak pada beberapa aspek tata Kelola terhadap program Revitalisasi Ekonomi (RE) seperti partisipasi dan daya respon masyarakat, aspek transparansi dan akutabilitas, aspek keadilan dan inklusifitas, aspek keberlanjutan, dan aspek penegakan supremasi hukum.

Bengkalis dan Dumai menjadi wilayah yang diteliti dalam menganalisis pemetaan program kerja Revitalisasi Ekonomi yang dilakukan oleh Badan Restorasi Gambut Propinsi Riau. Desa Penampi dan Kelebuk menjadi wilayah terpilih yang diobservasi oleh Tim Pusat Studi ASEAN dibantu oleh para fasilitator desa (fasdes) yang tergabung dalam kelompok masyarakat (Pokmas).  Penelitian ini dapat terlaksana dengan bantuan banyak pihak yang bersedia berbagi informasi, dan untuk itu Pusat Studi ASEAN Universitas Riau mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang berkontribusi terhadap penelitian ini. Penelitian ini pada akhirnya memberikan informasi bahwa program Revitalisasi Ekonomi yang dilakukan oleh Badan Restorasi Gambut masih memerlukan banyak perbaikan dalam konteks tata Kelola yang merujuk pada beberapa aspek penting yaitu, aspek partisipasi dan daya respon masyarakat, aspek transparansi dan akuntabilitas, aspek keadilan dan inklusifitas, aspek keberlanjutan dan aspek supremasi hukum agar Peta Jalan Haze- Free ASEAN 2020 benar-benar dapat terealisasi.

 

 

Program Kerja Diskusi Webinar

Pada diskusi webinar yang dilaksanakan pada tanggal 6 Oktober 2021,  Pusat Studi ASEAN mengambil tema “Menyelamatkan Kekayaan laut
Indonesia dari Kejahatan Illegal Fishing di Kawasan Asia Tenggara”. Isu ini dipilih karena Indonesia
menjadi negara yang sangat rentan dalam kejahatan lintas batas pencurian hasil laut yang
dilakukan oleh banyak pihak di wilayah perairan Indonesia. Tujuan pelaksanaan webinar ini tentu saja ingin mendapatkan solusi terkait persoalan serius yang dihadapi oleh Indonesia terkait pencurian hasil kekayaan laut Indonesia secara illegal yang sudah terjadi selama bertahun-tahun.
Ada dua Narasumber yang dilibatkan pada acara diskusi Webinar Pusat Studi ASEAN. Narasumber pertama  adalah Dr. Dida Daniarsyah, S.Pd., M. Si dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dan Dr. Indara Kusumawardhana, M. Hub Int dari Universitas Pertamina menjadi narasumber kedua dalam diskusi ini. Diskusi  webinar ini terbuka untuk umum dan menjadi bagian dari serangkaian kegiatan untuk menyemarakkan Milad Universitas Riau yang ke-59.